Minggu, 01 Maret 2015

Esai sekilas tentang SMA Negeri 1 Enrekang secara umum


Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Enrekang yang Kurang Optimal

Sekolah dapat diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yankni tujuan pendidikan. Keberhasilan program pendidikan dalam proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya sarana dan prasarana sekolah. Apabila faktor tersebut terpenuhi dengan baik dan bermutu serta proses belajar bermutu, pada gilirannya akan menghasilkan peningkatan mutu pendidikan di Negara kita ini.
Banyak sekali sekolah di Indonesia yang memiliki sarana dan prasarana yang kurang baik namun tidak sedikit pulan sekolah di Indonesia yang memiliki sarana dan prasarana yang baik. Misalnya SMA Negeri 1 Enrekang yang merupakan sekolah favorit di Enrekang, Sulawesi Selatan. SMA Negeri 1 Enrekang memiliki sarana dan prasarana yang baik namun masih ada saja kekurangannya.
SMA Negeri 1 Enrekang memiliki 28 ruang kelas namun jumlah siswanya lebih dari 900 siswa dan ada satu kelas yang tidak mendapat ruang kelas sehingga mereka di tempatkan di ruang MGMP. Ada beberapa kelas pun yang memiliki jumlah siswa melebihi kapasitas maksimum ruang kelas yaitu sekitar 28 sampai 30 siswa. Seharusnya pihak sekolah membangun beberapa kelas lagi dan mengusahakan agar tidak terlalu banyak calon siswa yang diterima sehingga semua siswa mendapat ruang kelas yang layak serta tidak melebihi kapasitas maksimum.
SMA Negeri 1 Enrekang juga memiliki beberapa laboratorium diantaranya laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, dan laboratorium komputer. Laboratorium-laboratorium disana memiliki alat-alat yang terbilang lengkap. Meskipun begitu, laboratorium di SMA Negeri 1 Enrekang masih tergolong tidak memenuhi standar. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, faktor pertama yaitu kurangya atau tidak berfungsinya alat-alat di laboratorium misalnya tidak ada jas laboratorium, kursi yang rusak atau patah, dan habisnya suatu zat yang akan digunakan untuk praktik. Faktor kedua yaitu kurangnya kesadaran siswa maupun guru sehingga melanggar tata tertib saat di laboratorium misalnya membawa makanan dan minuman ke dalam laboratorium, membuang sampah di dalam laboratorium, tidak membersihkan laboratorium setelah digunakan, dan membawa tas masuk ke dalam laboratorium komputer.
Perpustakaan SMA Negeri 1 Enrekang terbilang sangat baik namun masih kurang minat baca di sekolah tersebut. Setiap buku, meja, dan kursi tertata dengan rapih. Meskipun begitu, buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut kurang lengkap karena masih ada siswa yang ingin meminjam buku mata pelajaran tertentu namun tidak mendapatkannya karena kehabisan.
Di SMA Negeri 1 Enreknag terdapat Mushollah dan beberapa lapangan yang cukup bersih. Akan tetapi, terkadang air di tempat wudhu tersebut mati sehingga menyulitkan siswa maupun guru muslim untuk shalat. Disamping itu, ada juga siswa maupun guru muslim yang tidak shalat berjamaah di musholla tersebut. Lapangan disana juga masih kurang baik karena tidak ratanya lapangan serta lunturnya cat pada garis lapangan.
SMA Negeri 1 Enrekang juga memiliki beberapa kantin dan WC. Kantin disana sangat dijaga kebersihannya oleh penjual disana namun masih ada saja siswa yang membuang samapah sembarangan. Beberapa WC disana kotor, bau, airnya tersumbat, dan bahkan klosetnya mampet. Hal ini terjadi karena tidak adanya kesadaran dari setiap siswa yang telah menggunakan WC tersebut untuk membersihkannya.
Alat-alat penunjang proses pembelajaran lainnya pun masih kurang optimal. Misalnya CCTV yang tidak tersebar merata di tiap-tiap kelas dan tempat lainnya, tempat parker yang tidak dapat menampung semua kendaraan siswa, serta Wifi yang masih lemot. Alat-alat olahraga juga ada beberapa yang kurang baik seperti bola yang kempes maupun net yang robek.
Ketidakpedulian dari sekolah terhadap perawatan fasilitas yang ada menjadikan buruknya sarana dan prasarana. Sikap acuh tak acuh dan tidak adanya pengawasan membuat banyak fasilitas sekolah yang terbengkalai. Ketidaknyamanan menggunakan fasilitas yang ada akibat kondisi yang banyak rusak membuat para siswa  enggan menggunakannya. Hal ini biasanya terjadi karena tidak adanya kesadaran dari setiap guru, siswa, dan pengurus sekolah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar