Kamis, 21 November 2013

Fakta - Mitos Usus Buntu

Usus buntu (umbai cacing) adalah sebuah organ yang bentuknya menyerupai cacing, dan merupakan perpanjangan dari sekum (bagian dari usus besar). Panjang dari usus buntu biasanya sekitar 8-10 cm namun dapat bervariasi dari 2 hingga 20 cm.
Apendisitis (radang usus buntu) merupakan sebuah prosses peradangan yang terjadi pada lapisan dalam dari apendiks (usus buntu), yang menyebar hingga ke area disekitarnya. Peradangan pada daerah ini menyebabkan nyeri yang luar biasa dan dapat menyebabkan kematian jika terlambat mencari pertolongan.
Beberapa mitos yang sering terdengar mengenai apendisitis misalnya:


  1. MITOS: Makan jambu biji, atau cabai dapat menyebabkan terjadinya radang usus buntu.
FAKTA: SALAH.
Seorang rekan spesialis bedah yang sudah lebih dari sering melakukan apendectomi (operasi
pengangkatan usus buntu) tidak pernah menemukan sebutir biji jambu maupun biji cabai. 


  1. MITOS: Lari setelah makan menyebabkan usus buntu.
FAKTA: SALAH.
Sama sekali tidak ada hubungannya. Sebenarnya, secara medis radang usus buntu ini terjadi karena adanya sumbatan pada lumen usus. Penyumbatan ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan didalam lumen usus, sumbatan ini yang menyebabkan sekresi cairan usus menumpuk dan dimanfaatkan oleh bakteri-bakteri di usus buntu yang bertumbuh subur. Bakteri ini mengaktifasi pertahanan tubuh melalui sel darah putih, maka terbentuklah pus (nanah) yang  membuat tekanan didalam usus semakin tinggi.

  1. MITOS: Usus buntu adalah salah satu organ yang tidak memiliki fungsi
FAKTA: SALAH.
Prof, Loren G. Martin dari Oklahoma State University, berpendapat bahwa usus buntu memiliki dwifungsi pada manusia, yakni:
·         Ketika manusia berupa janin di kandungan ibu
Pada usia janin 11 minggu, apendiks mengambil peran penting dalam proses mekanisme kontrol biologis. Dimana apendiks mengambil kendali dalam proses ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan keseimbangan yang dinamis secara konsisten. Dimana Martin dalam penelitiannya berhasil membuktikan bahwa ditemukan sel endokrin pada janin yang berusia 11 minggu.
  ·         Ketika manusia berusia dewasa
Sementara pada tubuh manusia berusia dewasa, apendiks memiliki fungsi sebagai organ limfatik. Dalam penelitiannya pula Martin menemukan bahwa apendiks memiliki kandungan sel limfoid yang mengindikasikan kuatnya kemungkinan apendiks mengambil peran dalam mekanisme sistem imun manusia.

Jangan lupa follow akun twitter saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar