Apendisitis (radang usus buntu)
merupakan sebuah prosses peradangan yang terjadi pada lapisan dalam dari
apendiks (usus buntu), yang menyebar hingga ke area disekitarnya. Peradangan pada daerah ini menyebabkan nyeri yang luar biasa dan dapat menyebabkan kematian jika terlambat mencari pertolongan.
Beberapa mitos yang sering terdengar mengenai apendisitis misalnya:
- MITOS: Makan jambu biji, atau cabai dapat menyebabkan terjadinya radang usus buntu.
FAKTA: SALAH.
Seorang rekan
spesialis bedah yang sudah lebih dari sering melakukan apendectomi
(operasi
pengangkatan usus buntu) tidak pernah menemukan sebutir biji jambu maupun biji cabai.
pengangkatan usus buntu) tidak pernah menemukan sebutir biji jambu maupun biji cabai.
- MITOS: Lari setelah makan menyebabkan usus buntu.
FAKTA: SALAH.
Sama sekali tidak
ada hubungannya. Sebenarnya, secara medis radang usus buntu ini terjadi
karena adanya sumbatan pada lumen usus. Penyumbatan ini menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan didalam lumen usus, sumbatan ini yang
menyebabkan sekresi cairan usus menumpuk dan dimanfaatkan oleh bakteri-bakteri di usus buntu
yang bertumbuh subur. Bakteri ini mengaktifasi pertahanan tubuh melalui
sel darah putih, maka terbentuklah pus (nanah) yang membuat tekanan
didalam usus semakin tinggi.
- MITOS: Usus buntu adalah salah satu organ yang tidak memiliki fungsi
FAKTA: SALAH.
Prof, Loren G. Martin dari Oklahoma State University, berpendapat bahwa usus buntu memiliki dwifungsi pada manusia, yakni:
· Ketika manusia berupa janin di kandungan ibu
Pada usia janin
11 minggu, apendiks mengambil peran penting dalam proses mekanisme
kontrol biologis. Dimana apendiks mengambil kendali dalam proses
ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan keseimbangan yang dinamis
secara konsisten. Dimana Martin dalam penelitiannya berhasil
membuktikan bahwa ditemukan sel endokrin pada janin yang berusia 11
minggu.
· Ketika manusia berusia dewasa
Sementara pada
tubuh manusia berusia dewasa, apendiks memiliki fungsi sebagai organ
limfatik. Dalam penelitiannya pula Martin menemukan bahwa apendiks
memiliki kandungan sel limfoid yang mengindikasikan kuatnya kemungkinan
apendiks mengambil peran dalam mekanisme sistem imun manusia.
Jangan lupa follow akun twitter saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar